Friday, September 21, 2007

pertemuan kedua

Ketika pertama Bamby kami lepaskan diDoha, memang tampak tegar..
Dia bener2 pegang kata dan niatnya untuk bersekolah jauh dari kami.
Hanya memang saya sebagai ibunya yang gak kuat ternyata berpisah dengan Bamby.
Hampir selama 3 minggu nyaris tiap malam selalu hadir airmata itu.
Betapa sepinya kini rumah tanpa sapa dan canda anakku, yang ada back to basic, masku dengan diriku.

Untung workaholic papanya agak berkurang saat ini, dia "hanya" telat 1 jam saja dari jam resmi kantor.
Biasanya bisa 3 sampai 4 jam bahkan pernah hingga 5 jam, molornya pulang dari kantor.
Itupun hari2 saya lalui dengan sepiii , bukan sepi suasana tapi sepi bathin.

Sempet ketika Bamby akan ujian High Schoolnya yang tidak tiap hari itu hingga menjelang keberangkatannya ke Doha, dia berdiam dirumah lebih banyak, saya melihat Bamby dirumah lebih sering dibanding ketika dia masih bersekolah selama ini.
Sehingga rumah yang terbiasa ada Bamby kini sepi, terasa agak lonely buat saya.
Salah satu komplikasi lainnya adalah asisten saya yang biasanya datang 3 kali seminggu juga dah mudik selamanya.
Sama sekali sepi didalam rumah ini pada saat week days dan working hour...
Mau ngeluyur tiap hari juga kan gak bener juga khan ?

Bagaimanapun sepinya masih untung juga, sejak 2 tahun lalu punya kesibukan didunia maya, yang alhamdullilah cukup menyibukkan dan cukup berinteraksi dengan kawan2 baru.
Hingga kebosanan yang ada setinggi leher bisa agak tereliminer dengan adanya kesibukan ini.
Posting, updating, bikin liputan, bikin foto...semua itu cukup membahagiakan, dan cukup juga menyita waktu jika ditekuni.

Hanya manusia kan dinamis, gak bisa itu saja yang dikerjakan, perlu juga interaksi riil dengan manusia riil, meski hanya interaksi ringan.
Nah disinilah kesepian mulai dirasakan dan masih dicari solusinya yang terbaik bagaimana.

Ketika tiba di Doha tanggal 6 September kemarin, anakku tampak sangat okey, dia tegar dan kelihatannya cukup enjoy dengan kegiatan sekolahnya, dengan kegiatan barunya dan roommatenya juga cukup baik.
Dan saya bisa sangat mengerti kenapa dia akhirnya berfikir bahwa karena dia okey2 saja, otomatis kami okeh2 saja disini.
Bamby masih melihat ibunya sebagai sosok yang tegar dan tak sentimentil.
Jadi ketika smsku tak sempat terbalas oleh Bamby itu, membuahkan hati ibunya yang sangat down dan mewek semalaman, Bamby bener2 tak percaya bahwa hati ibunya menjadi rapuh dan sentimentil.
Sampai ketika kita berjumpa pun, Bamby masih mempertanyakan apakah iya ibunya menjadi seperti itu..."it's not you mom..."
(it's me or not, kenyataannya saya sangat2 rapuh sekarang).

Memang dihadapan anak ketika akan bersekolah jauh saya berusaha untuk tegar, saking tegar tampaknya oleh anak hingga Bambypun terpacu untuk tegar dan berusaha untuk menikmati hidupnya dan berhasil tampaknya.
Karena juga karakter awalnya saya tegar maka Bambypun percaya bahwa saya memang tegar.
Tapi ya itulah ibu, ketika perpisahan itu benar2 terjadi, tak tekirakan sedih dihati, rapuh rasanya hati ini.
Tak kan terbayangkan oleh Bamby bahwa apa yang saya rasakan itu bener2 suatu yang sangat pedih.
Meskipun secara garis besar saya berani menceritakan bahwa hati ini sedih karena saya tau bener Bamby akan "kuat" mendengarnya, tapi rasanya tak perlu juga kau rasakan apa yang aku rasakan anakku, biarlah hidupmu maju kedepan, aku takkan memberati langkahmu, hanya sesekali lihatlah menolehlah kebelakang, kepada ibumu yang sangat mencintaimu.

Ketika kami bersama di Doha, terlihat juga penyesalan Bamby yang baru dia sadari belakangan kalau ternyata ibunya tak setegar perkiraannya.
Dia atur jadwalnya untuk bisa bersama dengan saya selama mungkin, bahkan ketika saya ngantuk dia minta saya untuk napping dikamar dia...
Betapa bahagianya saya, sampai hampir tak bisa terpajam mata ini.

Ketika pesawat yang membawa saya kembali ke Abu Dhabi mulai take off, hati ini memang masih sedih tapi lebih ringan.
Karena saya yakin bahwa anakku akan baik2 saja tanpa kehadiran kami disisinya, dia cukup tegar, dia cukup disiplin dengan dirinya dan dia cukup mampu bertahan sendiri di Doha.
Yang terpenting Bamby kini tau apa yang ibunya rasakan , kami orang tuanya rasakan, bahwa kami bukan bahagia melepasmu jauh dari kami, tapi kewajiban sebagai orangtualah yang membuat kami harus melepasmu jauh, untuk spread the wings....

Mudah2an anakku masih tetap seperti apa yang kami bayangkan ketika 1 bulan dari sekarang kita akan berjumpa....
Rencananya Bamby akan ke Abu Dhabi untuk berlebaran bersama kami selama seminggu.


back to :
Dapurnya d'ez

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home